Iklan

Iklan

Koro iamat talie, jema iamat cerake : Cerak si luah i pekeri

Redaksi
Sabtu, 29 Januari 2022, 10:03 WIB



Koro iamat talie, jema iamat cerake : Cerak si luah i pekeri

Sastrapunya.com,- Pepatah dan peribahasa ini cukup familiar di lingkungan masyarakat Gayo sebagai pengingat kita, yang telah ada sejak jaman dahulu yang disampaikan secara turun temurun oleh nenek moyang kami sebagai suku Gayo,

Maksud dari Judul Tulisan ini yang mempunyai arti yang cukup bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari agar menjadi pribadi yang Jujur dan Baik,  Adapun Makna atau arti dari Ungkapan/pepatah ini,



"KORO IAMAT TALIE, JEMA IAMAT CERAKE"

ialah kerbau dipengang talinya, orang dipegang ucapannya,

Dari ungkapan ini lah kita belajar bahwa kejujuran memiliki nilai yang sangat tinggi dan berharga dalam kehidupan di dunia ini,

Nilai jujur,tidaknya seseorang dilihat dari ucapannya yang dapat dijadikan pegangan,

Kepribadian jujur yang kita miliki menjadi suatu hal yang penting saat ini karena dapat menentukan sikap dan identitas kita yang nantinya akan dikenal banyak orang di zaman sekarang ini.

Perilaku jujur merupakan salah satu landasan penting etika Islam yang membutuhkan kerja keras untuk menanamkan dan memperkuatnya.

Nilai kejujuran dianggap sebagai nilai yang sangat penting yang harus di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam rumah tangga, organisasi, kantor dan dalam pemerintahan,

Karena kejujuran adalah dasar dari kebaikan. Kejujuran adalah salah satu ciri Islam, dasar agama, keseimbangan iman, dan tanda kesempurnaan bagi pemilik sikap Jujur,

Dengan kejujuran, seseorang akan dapat mencapai derajat orang yang mulia dan selamat dari berbagai kejahatan. Orang yang jujur akan mampu mengendalikan dirinya dari perbuatan yang bersifat buruk seperti suka melakukan kecurangan, suka Berbohong, Korupsi dan masih banyak lagi.

Menjadikan diri untuk menjadi baik mungkin konsefnya tidaklah seberat ketika berbagi kebaikan kepada sesama mahluk. Karena tidak jarang kebaikan yang dilakukam dibalas dengan ketidak baikan. Dan, untuk menjadikan diri menjadi baik sebenarnya cukuplah meninggalkan hal-hal yang tidak baik atau meninggalkan yang jelek-jelek, terutama najis batin yang ada di dalam diri.

Tolak ukur kebaikan tersebut adalah ada di dalam konsep Islam, yakni jauhi dari sipat atau perilaku keji dan mungkar, kemudian "berate suci - murib benar - mate suci" (Memiliki hati yang suci, hidup benar/ baik, dan mati pun suci). Selebihnya, kebaikan itu baru bisa menjadi bernilai baik jika sudah mengikuti konsep dan norma-norma agama dan adat yang ada.

Seperti yang ada di dalam konsep norma adat suku Gayo tersebut di atas, dari konteks ini mereka sudah memiliki patrun hidup yang beradat yang kental dan sangat dekat kaitannya dengan konsep agama (Islam).(*)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Koro iamat talie, jema iamat cerake : Cerak si luah i pekeri

Terkini

Iklan

Close x